Selasa, 09 Desember 2008

OKNUM POLISI BOGOR PALAK SOPIR TRUK

SUDAH miskin malah dipalak. Nasib itu kini dialami puluhan sopir truk yang melintas di Jalan Raya Kota Bogor. Pelakunya, ya oknum polisi di Bogor yang tegany-teganya minta uang secara paksa kepada sopir truk yang melewati jalan ‘kekuasaannya’.
Memang uang palaknya jika diukur dengan gaji polisi sendiri tidak seberapa, Cuma Rp 5.000 sampai Rp 10.000. Namun bagi sopir truk uang sebesar itu sangat berharga, memiliki nilai strategis, mengingat penghasilan saat ini dalam kondisi sangat susah sebagai dampak krisis global yang berpengaruh kuat terhadap pandapatannya.
Lantaran tak tahan terus dipalak setiap harinyam akhirnya belasan sopir truk Bogor berontak mengadukan perlakuan oknum polisi kepada Kapolwil Bogor di Jalan Kapten Muslihat Bogor, Selasa (9/12).
Di bagian Provost para sopir diterima oleh petugas piket Provost, Bripda Panji Darmo Sutikno. Dalam pengaduannya mereka sering dipalak oleh oknum polisi saat truk yang dikemudikan melintas di beberapa ruas jalan di Kota Bogor, di antaranya Jalan Soleh Iskandar, Kecamatan Tanah Sareal.
Salah seorang sopir truk, Awi (45), warga Kampung Bugel Kelurahan Jampang, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor mengatakan, biasanya oknum polisi meminta uang antara Rp5.000 hingga Rp10.000.
Ia mencontohkan, ketika truknya membawa pasir melintas di Jalan Soleh Iskandar, Kecamatan Tanah Sareal, beberapa hari lalu. Truknya diberhentikan oleh oknum polisi dan meminta STNK sambil bertanya apakah sudah melakukan koordinasi.
Karena tidak tahu maksud pertanyaan tersebut, ia menjawab tidak tahu. "Namun oknum polisi tersebut, malah meminta uang Rp5.000, untuk koordinasi," katanya.
Para sopir meminta agar Kapolwil Bogor bisa menindak tegas oknum polisi di jalan raya yang melakukan pemalakan dan merugikan sopir. Jika masih terjadi pemalakan lagi, para sopir truk akan mengerahkan truknya lebih banytak lagi, sampai kasus pemalakan oleh oknum polisi itu tak ada lagi. (e)

Tidak ada komentar: